BLOGGER TEMPLATES AND Friendster Layouts »

Selasa, 03 Februari 2015

operasi aritmatik sistem komputer

nama kelompok : dicky aulia rahman
                           endah nastiti melyana
                           ita widya klistanti
                           khoirul hamzah
                           m nicky arifandi k
                           m yoga pratama

adviser : selamet hariadi s.kom




3.1. Operasi Arithmatik
Setelah memahami konsep-konsep dasar O
perasi Logik pada pembelajaran 2, pada
pembelajara 3 ini akan diuraikan tentang oper
asi arithmatik. K
edua operasi ini yaitu
operasi logik dan operasi arithm
atik merupakan dasar dari
seluruh kegiatan yang ada
pada teknik mikroprosessor dan hampir sem
ua instruksi pada mikroprosessor berdasar
pada kedua operasi ini. Dasar
operasi arithmatik adalah
PENJUMLAHAN
dan
PENGURANGAN
, sedangkan operasi selanjutnya
yang dikembangkan dari kedua
operasi dasar tersebut adalah operasi
PERKALIAN
dan operasi
PEMBAGIAN
.3.1.1. Penjumlahan Bilangan.
3.1.1.1. Penjumlahan Bilangan Biner
Pada penjumlahan berlaku aturan seperti di bawah ini,
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 
1 + 1 = 0 / + 1 sebagai carry
1 + 1 + 1 = 1 / + 1 sebagai carry
Seperti cara penjumlahan bilangan desimal y
ang kita kenal sehari-hari, penjumlahan
bilangan biner juga harus selalu memperhat
ikan carry ( sisa ) dari hasil penjumlahan
pada tempat yang lebih rendah.
Contoh
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0 dan data B = 0 1 0 0 1 0 0 1 akan
dijumlahkan ,
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0
154
10
Data B = 0 1 0 0 1 0 0 1
73
10
carry 1 1
Hasil A + B
= 1 1 1 0 0 0 1 1
227
10
Dalam contoh di atas, telah dilakukan
penjumlahan 8 bit tanpa carry, sehingga hasil
penjumlahnya masih berupa 8 bit data. Un
tuk contoh di bawah akan dilakukan
penjumlahan 8 bit yang menghasilkan carry.
Contoh
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0 dan data B = 1 1 1 0 0 0 1 1 akan
dijumlahkan ,
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
34
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0 = 154
10
Data B = 1 1 1 0 1 0 1 1 = 227
10
carry 1 1
Hasil A + B
= 1 0 1 1 1 1 1 0 1 = 381
10
Hasil penjumlahan di atas menjadi 9 bit
data, sehingga untuk
8 bit data, hasil
penjumlahannya bukan merupakan jumlah 8 bit data A dan B tetapi bit yang ke-8
( dihitung mulai dari 0 ) atau yang disebut
carry juga harus diperhatikan. sebagai hasil
penjumlahan.
3.1.1.2. Penjumlahan Bilangan Oktal
Proses penjumlahan bilangan oktal sama s
eperti proses penjumlahan bilangan
desimal. Sisa akan timbul / terjadi jika ju
mlahnya telah melebihi 7 pada setiap tempat.
Contoh
a. Bilangan Oktal A = 232
8
dan bilangan Oktal B = 111
8
akan dijumlahkan ,
Bilangan Oktal A = 2 3 2
8
= 154
10
Bilangan Oktal B = 1 1 1
8
= 73
10
carry
Hasil A + B
= 3 4 3
8
= 227
10
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
35
b. Bilangan Oktal A = 232
8
dan bilangan Oktal B = 667
8
akan dijumlahkan ,
Bilangan Oktal A = 2 3 2
8
= 154
10
Bilangan Oktal B = 6 6 7
8
= 439
10
carry 1 1 1
Hasil A + B
= 1 1 2 1
8
= 593
10
3.1.1.3. Penjumlahan Bilangan Heksadesimal
Dalam penjumlahan bilangan heksadesimal, sisa
akan terjadi jika jumlah dari setiap
tempat melebihi 15.
Contoh
a. Bilangan Heksadesim
al A = 9A
16
dan bilangan Heksadesimal B = 43
16
akan dijumlahkan ,
Bilangan Heksadesimal A = 9 A
16
= 154
10
Bilangan Heksadesimal B = 4 3
16
= 67
10
carry
Hasil A + B
= D D
16
= 221
10
b. Bilangan Heksadesimal A = E8
16
dan bilangan Heksadesimal B = 9A
16
akan dijumlahkan ,
Bilangan Heksadesimal A = E 8
16
= 232
10
Bilangan Heksadesimal B = 9 A
16
= 154
10
carry 1 1
Hasil A + B
= 1 8 2
16
= 386
10
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
36
3.1.2. Pengurangan Bilangan
3.1.2.1. Pengurangan Bilangan Biner
Pada pengurangan bilangan biner berlaku aturan seperti di bawah ini,
0 - 0 = 0
0 - 1 = 1 / - 1 sebagai borrow
1 - 0 = 1
1 - 1 = 0
0 - 1 - 1 = 0 / - 1 sebagai borrow
1 - 1 - 1 = 1 / - 1 sebagai borrow
Pada pengurangan jika bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan
pengurangnya maka dilakukan peminjaman ( borrow ) pada tempat yang lebih tinggi.
Contoh
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0 dan data B = 0 1 0 0 1 0 0 1 akan
dikurangkan ,
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0 = 154
10
Data B = 0 1 0 0 1 0 0 1 = 73
10
borrow 1 1
Hasil A - B
= 0 1 0 1 0 0 0 1 = 81
10
3.1.2.2. Pengurangan Bilangan Biner
Melalui Komplement dan Penjumlahan
Aturan pengurangan yang tertulis
pada 3.1.2.1. untuk sist
em microcomputer tidak
cocok, oleh karena itu digunakan ca
ra komplement dan penjumlahan.
Komplement adalah hasil inverter dari bilangan
biner. Cara meng-inverter atau negasi
dari bilangan biner biasanya disebut
One's Complement
atau
Einerkomplement
atau
Komplemen Satu
.
Contoh
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0 dan data B = 0 1 0 0 1 0 0 1 akan
dikurangkan ,
Data B dikomplemen
Data B = 0 1 0 0 1 0 0 1
Komplemen satu B = 1 0 1 1 0 1 1 0
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
37
Pengurangan
Langkah Pertama
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0
Komplemen satu B = 1 0 1 1 0 1 1 0
Hasil
Sementara
A + B =
1
0 1 0 1 0 0 0 0
Hasil Sementara
Sisa ( Carry )
Langkah Kedua
Karena menghasilkan sisa ( carry ) 1( hi
gh ), maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pengurangannya adalah bilangan
Positip
yang artinya bahwa pengurang lebih kecil
dibandingkan dengan yang dikurangi. Jika dilakukan pengecakan dari hasil
pengurangan ( hasil sementara ), maka hasil di
atas kurang 1 (satu) dibandingkan
dengan hasil yang seharusnya ( 01010000
2
= 80
10
). Untuk
mengoreksi hasil
pengurangan tersebut maka hasil sementar
a ditambah dengan 1 sehingga hasil yang
dimaksud menjadi,
Hasil
Sementara =
0 1 0 1 0 0 0 0
1
Hasil A – B = 0 1 0 1 0 0 0 1
=
81
10
Cara di atas tidak berlaku jika hasil
pengurangan adalah bilangan negatip yang artinya
bahwa carry-nya 0 ( low ). Untuk dapat
melakukan proses pengurangan yang
dimaksud lihat contoh di bawah ini.
Contoh
Data A dikurangi dengan data B
( Bilangan pengurang lebih besar dari pada
bilangan yang dikurangi ),
Data A = 0 1 0 0 1 0 0 1 = 73
10
Data B = 1 0 0 1 1 0 1 0 = 154
10
Data B dikomplemen
Data B = 1 0 0 1 1 0 1 0
Komplemen satu B = 0 1 1 0 0 1 0 1
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
38
Pengurangan
Langkah Pertama
Data A = 0 1 0 0 1 0 0 1
Komplemen satu B = 0 1 1 0 0 1 0 1
Hasil
Sementara
A + B = 0
1 0 1 0 1 1 1 0
Hasil sementara
Sisa ( Carry )
Langkah Kedua
Pada tempat sisa ( carry ) berlogika 0
( low ), maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pengurangannya adalah bilangan
Negatip
yang artinya bahwa pengurang lebih besar
dibandingkan dengan yang dikurangi. Hasil setel
ah melalui proses komplemen berupa
bilangan positip, sedangkan tanda
negatip harus kita tambahkan ( karena sisa 0 ), dan
jika diteruskan diperoleh,
Hasil
Sementara =
1 0 1 0 1 1 1 0
Komplemen Satu = 0 1 0 1 0 0 0 1
Hasil = 0 1 0 1 0 0 0 1
Jadi Hasil pengurangannya adalah
0 1 0 1 0 0 0 1
=
81
10
Mengoreksi hasil seperti cara diatas
dapat dihindari dengan menggunakan cara
menggunakan
Two’s Complement
atau
Zweierkomplement
atau
Komplemen Dua.
Komplemen Dua didapatkan dari Komplemen Satu ditambah dengan 1.
Contoh
Data A = 0 1 0 0 1 0 0 1
Komplemen Satu A = 1 0 1 1 0 1 1 0
Komplement Dua 1 0 1 1 0 1 1 1
Kompleman Dua dapat juga dituliskan dengan ( A + 1 )
Contoh
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0
Data B = 0 1 0 0 1 0 0 1
Data B dikomplemen
Data B = 0 1 0 0 1 0 0 1
Komplemen satu B = 1 0 1 1 0 1 1 0
Komplemen Dua ( B + 1 ) = 1 0 1 1 0 1 1 1
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
39
Pengurangan
Data A = 1 0 0 1 1 0 1 0
Komplemen Dua ( A + 1 ) = 1 0 1 1 0 1 1 1
Hasil = 1 0 1 0 1 0 0 0 1
Pada Carry berlogika 1 yang berarti
bahwa hasil pengurangan tersebut adalah bilangan
positip, sedangkan 8 bit berik
utnya tanpa harus mengalami perubahan adalah hasil
pengurangannya.
Contoh
Kurangkan data A dan data b di bawah ini,
Data A = 0 1 0 0 1 0 0 1
Data B = 1 0 0 1 1 0 1 0
Data B dikomplemen
Data B = 1 0 0 1 1 0 1 0
Komplemen satu B = 0 1 1 0 0 1 0 1
Komplemen Dua ( B + 1 ) = 0 1 1 0 0 1 1 0
Pengurangan
Data A = 0 1 0 0 1 0 0 1
Komplemen Dua ( B + 1 ) = 0 1 1 0 0 1 1 0
Hasil = 0 1 0 1 0 1 1 1 1
Pada tempat sisa ( carry ) berlogika 0
( low ), maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pengurangannya adalah bilangan
Negatip
dan harus dikoreksi. Dengan jalan meg-
Komplemen Dua-kan sekali lagi
hasil pengurangannya dan menambahkan tanda
negatip ( - ) di depan bilangan tersebut
maka diperoleh hasil yang sudah benar
yang secara rinci diuraikan seperti di bawah ini,
Hasil = 1 0 1 0 1 1 1 1
Komplemen Satu = 0 1 0 1 0 0 0 0
1
Komplemen Dua = 0 1 0 1 0 0 0 1
Jadi Hasilnya adalah 0 1 0 1 0 0 0 1 = 81
10
Bilangan biner
Negatip
diperoleh dengan cara meng-Komplemen Dua-kan bilangan
positipnya.
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
40
Contoh
Bilangan Biner A = 0 1 0 0 1 0 0 1 =
+ 73
10
Komplemen Dua ( A + 1 ) = 1 0 1 1 0 1 1 1 =
- 73
10
Bilangan Biner B = 0 1 1 1 1 1 1 1 =
+ 127
10
Komplemen Dua ( B + 1 ) = 1 0 0 0 0 0 0 1 =
- 127
10
Bilangan Biner C = 0 0 0 0 0 0 0 1 =
+ 1
10
Komplemen Dua ( C + 1 ) = 1 1 1 1 1 1 1 1 =
- 1
10
3.1.3.
Increment dan Decrement
Increment ( bertambah ) dan Decrement
( berkurang ) adalah dua pengertian yang
sering sekali digunakan dalam teknik mikropr
osessor. Dalam matematik pengertian
increment adalah
Bertambah Satu
dan decrement artinya
Berkurang Satu
.
3.1.3.1. Increament Sistem Bilangan
Seperti penjelasan di atas bahwa increment
artinya bilangan sebelumnya ditambah
dengan 1.
Contoh
Bilangan Biner A = 1 0 0 1 1 0 1 1
+1
Increment A = 1 0 0 1 1 1 0 0
Bilangan Heksadesimal B = 7 F
+1
Increment B = 8 0
3.1.3.1. Decrement Sistem Bilangan
Decrement diperoleh dengan cara mengurangi bilangan sebelumnya dengan 1.
Contoh
Bilangan Biner A = 1 0 0 1 1 0 1 1
-1
Decrement A = 1 0 0 1 1 0 1 0
Bilangan Heksadesimal B = 7 F
-1
Decrement B = 7 E
Increment dan decrement biasanya digunak
an dalam pembuatan program Penghitung
Naik ( Up-Counter ) dan Penghitung Turun ( Down-Counter )
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
41
3.1.4. Perkalian dan Pembagian
Perkalian dan pembagian memanfatkan pr
oses penambahan dan proses pengurangan.
Perkalian berarti pengulangan proses
penambahan sedangkan pembagian berarti
pengulangan proses pengurangan sesuai dengan bes
arnya penyebut ( pengali atau
pembaginya ).
3.1.4.1. Perkalian Bilangan Biner
Perkalian dua bilangan biner mempunyai atur
an yang sama dengan perkalian bilangan
desimal . Proses perkalian bilangan
A dan B dilakukan dengan cara mengalikan
secara individu bilangan A dengan setiap bit bilangan B , kemudian semua hasil
perkaliannya ditambahkan menurut susunan bit yang sesuai.
Contoh
Bilangan desimal A = 49 dikalikan
dengan bilangan desimal B = 103, dapat
diselesaikan dengan cara seperti di bawah ini,
A x B = 5047 49 x 103
147
00
49
5047
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
42
Contoh
Bilangan biner A = 110001 dikalikan dengan bilangan biner B = 1100111, dapat
diselesaikan seperti di bawah ini,
A x B = 1001110110111 110001 x 1100111
110001
110001
110001
000000
000000
110001
110001
1001110110111
Untuk bilangan biner pengalinya hanya berharga
0 atau 1, oleh karena itu perkalian
bilangan biner hanya memerlukan operasi penjumlahan dan operasi geseran.
3.1.4.2. Pembagian Bilangan Biner
Operasi pembagian dua bilangan biner seca
ra terpisah dapat juga digambarkan
sebagai operasi pengurangan dan operasi geser.
Contoh
Bilangan desimal A = 156 dibagi dengan bilangan
desimal B = 13, dapat diselesaikan
dengan cara seperti di bawah ini,
A : B = 12 156 : 13 = 12
13
26
26
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
43
0
Contoh
Bilangan biner A = 10011100 dibagi dengan bilangan biner B = 1101, dapat
diselesaikan seperti di bawah ini,
10011100 : 1101 = 1100
1101
01101
1101
000000
Contoh
Bilangan biner A = 110000,001 dibagi
dengan bilangan biner B = 101, dapat
diselesaikan seperti di bawah ini,
110000,001 : 101 = 1001,101
101
1000
101
110
101
101
101
0
3.1.5. Operasi Arithmatik Dalam BCD Code
Bentuk biner jika dinyatakan dalam bilangan
desimal memerlukan 4 bit data. Kombinasi
4 bit data jika dimanfaatkan seluruhnya akan didapatkan kemungkinan 16 informasi
yang berbeda. Dari 16 informasi ini untuk
BCD Code hanya digunakan 10 informasi,
sedangkan 6 informasi yang lain tidak diperlu
kan. Tabel di bawah memperlihatkan
bilangan biner, desimal dan heksadesimal dibandingkan terhadap bentuk BCD-Code.
Desimal
BCD
Biner
Heksa
0
0000
0000
0
1
0001
0001
1
2
0010
0010
2
3
0011
0011
3
4
0100
0100
4
5
0101
0101
5
6
0110
0110
6
7
0111
0111
7
6
1000
1000
8
9
1001
1001
9
10
TIDAK DIIJINKAN
1010
A
11
TIDAK DIIJINKAN
1011
B
12
TIDAK DIIJINKAN
1100
C
13
TIDAK DIIJINKAN
1101
D
14
TIDAK DIIJINKAN
1110
E
15
TIDAK DIIJINKAN
1111
F
2)
1)
*
Keterangan
1)
Echte Tetraden ( 8421 Code )
2)
Pseudotetrades
*)
Dinyatakan pada tempat kedua ( dikoreksi sebagai puluhan dan satuan )
Jika kita bandingkan bentuk bilangan di atas dengan bentuk BCD, tampak bahwa
setiap tempat ( dekade ) dari bilangan desim
al memerlukan 4 group ( = Tetrade ) dari
bilangan biner dan tetrade ini tidak lagi diny
atakan dalam bilangan heksadesimal tetapi
dalam bilangan desimal. Kombinasi yang
termasuk dalam BCD Code dinyatakan
sebagai
Echte Tetraden
sedangkan informasi yang tidak termasuk dalam BCD Code
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
44
dinyatakan sebagai
Pseudotetrades
. Keberadaan Pseudotetrades dalam operasi
arithmatik mempunyai arti yang sangat pent
ing, yaitu bahwa hasil operasi arithmatik
tidak diijinkan berada di daerah Pseudotetrades
ini. Jika ternyata hasil operasi
arithmatik dalam BCD Code berada pada daer
ah Pseudotetrade , maka hasil operasi
tersebut harus dikoreksi.
3.1.5.1. Penjumlahan Bilangan Dalam BCD Code
Penjumlahan bilangan dalam BCD Code te
rjadi seperti halnya pada penjumlahan
bilangan biner. Jika hasil penjumlahan
berada pada daerah Pseudotetrade maka
harus dilakukan koreksi dengan cara menambahkan hasil dengan 6
10
= 0110
2
.
Contoh 1
Bilangan A = 0011 dan B = 0110 dalam bentuk BCD akan ditambahkan,
Bilangan A = 0 0 1 1
Bilangan B = 0 1 1 0
Hasil Sementara = 1 0 0 1
Koreksi =
tidak diperlukan karena hasilnya tidak berada di Pseudotretade.
Hasil =
1 0 0 1
( bentuk BCD )
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
45
Contoh 2
Bilangan A = 0111 dan B = 1000 dalam bentuk BCD akan ditambahkan,
Bilangan A = 0 1 1 1
Bilangan B = 1 0 0 0
Hasil Sementara =
1 1 1 1
Koreksi = 0 1 1 0
diperlukan karena berada di Pseudotretade.
Hasil =
1
0 1 0 1
Jadi penjumlahan di atas menghasilkan
0001 0101
( bentuk BCD )
Puluhan Satuan
Koreksi pada contoh 2 menghasilkan Carry untuk te
mpat yang lebih tinggi ( puluhan ),
sehingga hasil penjumlahan setelah dikoreksi
menghasilkan bilangan desimal 2 tempat
yaitu 1 ( satu ) puluhan dan 5 ( lima ) satuan yang dalam bilangan desimal disebut
15
10
( lima belas ) sebagai hasil penjumlahan antara 7
10
( tujuh ) dengan 8
10
( delapan )
Untuk penjumlahan bilangan yang lebih besar dapat
dilakukan seperti pada contoh di
atas hanya saja harus diperhatikan cara-car
a mengoreksi setiap hasil sementaranya.
Contoh 1
Bilangan A dan B dalam bentuk BCD akan ditambahkan,
Bilangan A = 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0
Bilangan B = 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1
Carry = 1 1 1 1 1 1 1
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
46
Hasil Sementara
=
1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1
Koreksi
=
0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
Carry
= 1
Hasil =
1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1
1 2 8 7
(10)
Dari contoh di atas koreksi tidak hanya
terjadi pada hasil yang berada di daerah
Pseudotretades saja tetapi juga terj
adi pada tetrade yang menghasilkan carry
walaupun tetrade tersebut tidak berada pada daerah Pseudotretade.
3.1.5.2. Pengurangan Bilangan Dalam BCD Code
Pengurangan bilangan dalam BCD-Code, s
eperti pada pengurangan bilangan biner
juga dapat dilakukan melalui langkah ter
balik penjumlahan komplemen. Komplemen
satu dan komplemen dua pada pengurangan bilangan
dalam BCD-Code ini dinyatakan
dalam
Komplemen Sembilan ( K9 )
dan
Kompleman Sepuluh ( K10 )
. Komplemen
Sembilan dibentuk melalui perbedaan harga te
rhadap harga tertinggi dari bilangan
Desimal yaitu 9
10
, sedangkan Komplemen Sepuluh di
bentuk melalui increment dari
Komplemen Sembilan sehingga dapat dituliskan,
Komplemen Sepuluh = Komplemen Sembilan + 1
K ( 10 ) = K ( 9 ) + 1
Contoh
Komplemen Sembilan dari Bilangan A = 0110 dalam bentuk BCD adalah,
Bilangan BCD tertinggi = 1 0 0 1
Bilangan A = 0 1 1 0
K ( 9 ) dari A = 0 0 1 1
Contoh
Komplemen Sepuluh dari Bilangan B = 0111 dalam bentuk BCD adalah,
Bilangan BCD tertinggi = 1 0 0 1
Bilangan B = 0 1 1 1
K ( 9 ) dari B = 0 0 1 0
K ( 10 ) dari B = 0 0 1 1
Bentuk komplemen untuk bilangan yang besar
( mempunyai beberapa tempat ) dalam
BCD Code dapat dilihat pada contoh di bawah,
Contoh
Dari Bilangan A = 0111 0100 1000 ( = 748
10
) dalam bentuk BCD akan dibentuk
Komplemen Sembilan dan Komplemen Sepuluh,
Bilangan BCD tertinggi = 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1
Bilangan A = 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0
K ( 9 ) dari A = 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1
K ( 10 ) dari B = 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0
Contoh di atas menunjuk
an bahwa pembentukan K ( 10 ) dilakukan dengan cara
pembentukan K ( 9 ) pada setiap tempat terlebi
h dahulu dan terakhir baru di increment
untuk memdapatkan K ( 10 ).
Proses pengurangan dapat dilakukan melalui penambahan dengan Komplemen
Sepuluh yang kemudian hasilnya masih perlu di
koreksi. Jika setelah dikoreksi masih
timbul carry maka carry tersebut ti
dak menunjukan harga bilangan tetapi hanya
menunjukan tanda bilangan. Carry 1 menunjukan
tanda + ( plus ) sedangkan carry 0
( tanpa carry ) menunjukan tanda - ( minus
). Jika terdapat tanda – ( minus ) maka
hasilnya masih harus dilakukan Komplemen Sepuluh sekali lagi.
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
47
Contoh
Dari Bilangan B = 0101 0100 1001 dan b
ilangan A = 0111 0011 1000 dalam
bentuk BCD Code. Nyatakan hasil
A – B
.
Bilangan A = 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0
K ( 10 ) dari B = 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1
Carry 1 1 1 1
Hasil Sementara = 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1
Koreksi = 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Carry 1 1 1 1 1 1
Hasil A – B = 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1
+ 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1
=
189
10
Karena hasilnya mempunyai tanda + ( positip )
maka hasilnya tidak perlu dikoreksi lagi.
Di bawah ini adalah contoh yang hasilnya masi
h harus dilakukan Komplemen Sepuluh
sekali lagi karena menghasilkan tanda – ( negatip ).
Contoh
Dari Bilangan B = 0101 0100 1001 dan b
ilangan A = 0111 0011 1000 dalam
bentuk BCD Code. Nyatakan hasil
B – A
.
Bilangan B = 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1
K ( 10 ) dari A = 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0
Carry 1
Hasil Sementara = 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1
Koreksi = 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0
Carry 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Hasil B – A = 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
K ( 10 ) dari Hasil 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1
Hasil Akhir B - A 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1
=
-189
10
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
48
LATIHAN
1
Lakukan operasi
Penjumlahan
dua buah bilangan biner di bawah ini,
a.
0 1 0 1
1 0 1 1 b. 1 0 1 1 c.
1 1 1 1
1 1 1 1
0 1 1 0
1 0 1 1 0 0 1 1
0 0 0 0
0 0 0 1
a.
1 1 0 0
0 1 1 0 b. 1 1 1 0 c. 1
0 0 0 0
0 0 0 0
2
Lakukan operasi
Pengurangan
dua buah bilangan biner di bawah ini,
a.
1 1 0 1
1 0 1 1 b.
1 1 0 0
0 0 0 0 c.
1 1 0 1
1 1 0 0
0 1 1 0
1 0 1 1
1 0 1 1
0 1 0 1
1 0 1 1
1 0 0 1
a.
0 1 1 1
0 0 0 0 b.
0 0 0 0
1 0 1 1 c.
0 0 1 0
0 0 1 1
3
Lakukan operasi
Perkalian
pada dua buah bilangan biner di bawah ini,
a.
1 1 0
0 1 0 0 x 1 0 1 b.
1
1 0 0 1 x
1
0 0 0 1
c.
1
0 1 0 0 x
1
0 1 0 0 d.
1 1 1
0 1 0 1 x
1 1 0
0 0 1 1
a. 1
1 1 1 1
0 1 0 0 b. 1
1 0 1 0
1 0 0 1
c. 1
1 0 0 1
0 0 0 0 d.
1 0
1 1 0 1
0 0 1 1
1 1 1 1
4
Lakukan operasi
Pembagian
pada dua buah bilangan biner di bawah ini,
a.
1 1 1
0 1 0 0
:
1 0 0 b. 1
1 1 1 1
0 1 1 1
:
1 0 1
c. 1
1 0 1 0
1 0 1 1
:
1 0 0 1
a.
1
1 1 0 1 b.
1 1 0
0 1 0 0 , 1 0 0 1 c.
1 0
1 1 1 1 , 0 1 1 1
5
Bentuklah bilangan biner dibawah ini kedalam Komplemen Satu dan
Komplemen Dua.
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
49
a. 1 0 0 1 b.
0 1 1
1 0 0 1 c.
0 0 0 0
0 0 0 0 d.
1
1 1 1 1
a. 0 1 1 0 0 1 1 1 b.
1 0 0
0 1 1 0
1 0 0
0 1 1 1
c.
1 1 1 1
1 1 1 1
0 0 0 0
0 0 0 0 d. 0 0 0 0
0
0 0 0 1
6
Nyatakanlah dalam bilangan
Positip
atau
Negatip
bilangan Komplemen Dua 8
bit di bawah ini.
a.
1 0 1 1
0 1 1 1 b.
1 1 1 1
0 0 0 0
c.
0 1 0 1
1 1 1 1 d.
0 0 0 0
0 0 0 0
a. negatip b. negatip c. positip d. positip
7
Hitunglah
pengurangan
dua bilangan biner di bawah ini dangan cara
menjumlahkan dengan hasil Komplemen Dua.
a.
1 1 0 1
1 0 1 1 b. 1 0 1 1 c.
0 1 1 0
1 0 1 1
0 1 1 0
1 0 1 1 0 0 1 1
1 1 0 1
1 0 1 1
a. 1
0 1 1 1
0 0 0 0 b.
1
1 0 0 0 c.
1 0 0 1
0 0 0 0
8
Jumlahkan
bilangan dalam bentuk BCD di bawah ini
a. 0 0 0 1
0 1 0 1
1 0 0 1 b. 0 0 0 1
1 0 0 0
0 1 1 1
0 0 1 1
0 1 1 1
0 0 1 0 1 0 0 1
1 0 0 1
0 1 1 0
a. 0 1 0 1
0 0 1 1
0 0 0 1 b.
0 0 0 1
0 0 0 1
1 0 0 0
0 0 1 1
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
50
9
Kurangkanlah
bilangan dalam bentuk BCD di bawah ini
a. 0 0 0 1
0 1 0 1
1 0 0 1 b. 1 0 0 1
1 0 0 1
0 1 1 0
0 0 1 1
0 1 1 1
0 0 1 0 0 0 0 1
1 0 0 0
0 1 1 1
a.
1 1 1 1
1 1 0 1
1 1 1 0
0 1 1 1 b. 1 0 0 0
0 0 0 0
0 1 1 1
Teknik Mikroprosessor Operasi
Arithmatik
51
 

Increment dan Decrement

Operasi Aritmatik (Penjumlahan, Pengurangan, Increment, dan Decrement)
3.1 Operasi Aritmatik
Dasar operasi aritmatik adalah PENJUMLAHAN dan PENGURANGAN, sedangkan operasi selanjutnya yang dikembangkan dari kedua operasi dasar tersebut adalah operasi PERKALIAN dan operasi PEMBAGIAN.
3.1.1 Penjumlahan Bilangan
3.1.1.1 Penjumlahan Bilangan Biner
Pada penjumlahan berlaku aturan seperti di bawah ini ,
0  +  0
= 0
0  +  1
= 1
1  +  0
= 1
1  +  1
= 0 / + 1 sebagai carry
1  +  1  +  1
= 1 / + 1 sebagai carry
Sebagai cara penjumlahan bilangan desimal yang Anda kenal sehari-hari, penjumlahan bilangan biner juga harus selalu memperhatikan carry (sisa) dari hasil penjumlahan pada tempat yang lebih rendah.
Contoh :

Dalam contoh diatas, telah dilakukan penjumlahan 8 bit tanpa carry, sehingga hasil penjumlahnya masih berupa 8 bit data. Untuk contoh berikutnya akan dilakukan penjumlahan 8 bityang menghasilkan carry.
Contoh :


Hasil penjumlahan diatas menjadi 9 bit data, sehingga untuk 8 bit data, hasil penjumlahannya bukan merupakan jumlah 8 bit data A dan B tetapi bit yang e-8 (dihitung mulai dari 0) atau yang disebut carry juga harus diperhatikan  sebagai hasil penjumlahan.
3.1.1.2 Penjumlahan Bilangan Oktal
Proses penjumlahan bilangan oktal sama seperti proses penjumlahan bilangan desimal. Sisa akan timbul / terjadi jika jumlahnya telah melebihi 7 pada setiap tempat.
Contoh :

3.1.1.3 Penjumlahan Bilangan Heksadesimal
Dalam penjumlahan bilangan heksadesimal, sisa akan terjadi jika jumlah dari setiap tempat melebihi 15.
                                                                                        


3.1.2 Pengurangan Bilangan
3.1.2.1 Pengurangan Bilangan Biner
Pada pengurangan bilangan biner berlaku aturan seperti di bawah ini,
0  -  0
= 0
0  -  1
= 1 / -1 sebagai borrow
1  -  0
= 1
1  -  1
= 0
0  -  1  -  1
= 0 / - 1 sebagai borrow
1  -  1  -  1
= 1 / -1 sebagai borrow
Pada pengurangan jika bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya maka dilakukan peminjaman (borrow) pada tempat yang lebih tinggi.
Contoh :

3.1.2.2 Pengurangan Bilangan Oktal
Pada pengurangan jika bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya maka dilakukan peminjaman (borrow) pada tempat yang lebih tinggi (dengan nilai 8).
Contoh :
 

3.1.2.2 Pengurangan Bilangan Heksadesimal
Pada pengurangan jika bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya maka dilakukan peminjaman (borrow) pada tempat yang lebih tinggi (dengan nilai 16).
Contoh :

3.1.3 Increment dan Decrement
Increment (bertambah) dan Decrement (berkurang) adalah dua pengertian yang sering sekali digunakan dalam teknik miroprosessor. Dalam matematik pengertian increment adalah Bertambah Satu dan decrement artinya Berkurang Satu.
3.1.3.1 Increment Sistem Bilangan
Seperti penjelasan diatas bahwa increment artinya bilangan sebelumnya ditambah dengan 1.
Contoh :

3.1.3.2 Decrement Sistem Bilangan
Decrement diperoleh dengan cara mengurangi bilangan sebelumnya dengan 1.
Contoh :

 

0 komentar: